Para petani di Desa Karang Tinoto cukup mudah dan murah untuk mendapatkan pupuk organik tersebut. Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi penanaman padi varietas Inpari 32 menggunakan pupuk organik di Desa Karang Tino, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban.
Padi varietas Inpari 32 ditanam di lahan seluas 400 hektar, yang seluruhnya telah menggunakan pupuk organik Mutiara Hitam hasil pembelajaran Kelompok Tani (HIPPA) Karang Tani II Desa Karang Tinoto.
“Ini sangat menarik. Ada kesadaran kolektif para petani Gabungan Kelompok Tani atau Gapoktan untuk bisa menggunakan pupuk organik. Bisa dijadikan percontohan bagi kabupaten/kota lain tidak hanya di Jatim tapi di mana saja seluruh Indonesia dimana saja,” kata Gubernur Khofifah yang ikut melakukan penanaman di Desa Karang Tino, Tuban, Rabu.
Mantan Menteri Sosial itu mengungkapkan perbandingan penggunaan pupuk kimia dan organik 1 : 6.
“Banyak sekali manfaat dari penggunaan pupuk organik. Antara lain unsur hara tanah terjaga, ekosistem tanah membaik, pohon padi relatif kuat atas hama dan lain sebagainya,” ujarnya.
Lebih detailnya penggunaan pupuk organik dilakukan pada tiap 10 hari sekali. Penggunaannya tiap satu petak sawah dengan luas kurang lebih 200 meter persegi memerlukan empat karung besar pupuk organik atau 50 kilogram per karung besar.
“Bahkan produktivitasnya hasil panen meningkat dari semula rata-rata 7 ton per hektare menjadi 11 – 12 ton ketika menggunakan pupuk organik. Ini sudah panen ke-4. Dengan menggunakan pupuk organik, biaya operasionalnya turun tetapi produktivitasnya meningkat. Jadi nilai tambah cukup signifikan bisa dirasakan oleh para petani,” kata Khofifah, menjelaskan.
Para petani di Desa Karang Tinoto cukup mudah dan murah untuk mendapatkan pupuk organik tersebut.
Upaya percepatan tanam padi di Desa Karang Tinoto memanfaatkan irigasi teknis yang tersedia dengan indeks pertanaman (IP) 3 atau bisa menanam padi 3 kali dalam setahun. Padi yang ditanam merupakan varietas unggul Inpari 32 dengan produktivitas rata-rata 11-12 ton per hektare.
Pewarta: Abdul Hakim/Hanif Nasrullah
Editor: Sambas
COPYRIGHT © ANTARA 2023