Kalbar Kejaksaan Tinggi Menerapkan Restorative Justice dalam Penyelesaian 16 Kasus, Berikut Rinciannya

Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat telah melaksanakan Ekspose 16 perkara berdasarkan Restorative Justice Periode Januari – Maret Tahun 2024 yang diumumkan melalui siaran pers pada Selasa (2/4). Beberapa dari perkara tersebut antara lain:

1. Enam perkara pencurian yang diajukan oleh Kejaksaan Negeri Pontianak (5 perkara) dan Cabang Kejaksaan Negeri Sambas di Pemangkat (1 perkara).
2. Dua perkara penadahan yang diajukan oleh Kejaksaan Negeri Pontianak (1 perkara) dan Kejaksaan Negeri Singkawang (1 perkara).
3. Tiga perkara KDRT oleh Kejaksaan Negeri Pontianak (1 perkara), Kejaksaan Negeri Sekadau (1 perkara), dan Cabang Kejaksaan Negeri Sambas di Pemangkat (1 perkara).
4. Tiga perkara penganiayaan oleh Kejaksaan Negeri Sekadau (1 perkara) dan Kejaksaan Negeri Kapuas Hulu (2 perkara).
5. Satu perkara penipuan/penggelapan oleh Kejaksaan Negeri Pontianak.
6. Satu perkara perlindungan anak oleh Kejaksaan Negeri Singkawang.

Beberapa penyelesaian perkara melalui Penghentian Penuntutan berdasarkan Restorative Justice antara lain adalah penanganan Usman Bin Tobing yang melanggar Pasal 362 KUHP, Rendi Sopian Als. Rendi Bin Arpani yang melanggar Pasal 480 Ayat (1) KUHP, dan Edi Fitri Adi Alias Edi Bin Sabran yang melanggar Pasal 44 Ayat (1) UU No 23 Tahun 2004 tentang PKDRT.

Plt. Kepala Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat menekankan pentingnya menyelesaikan perkara dengan menggunakan hati nurani dan asas kemanfaatan hukum untuk memberikan rasa keadilan bagi masyarakat tanpa menimbulkan stigma negatif. Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat terus berupaya meningkatkan kepercayaan masyarakat melalui penyelesaian perkara secara Restorative Justice.

Source link

spot_img

Hot Topics

Related Articles