Pengukuran dan Intervensi Serentak Percepatan Pencegahan Stunting Di Kalbar, 6 Poin Yang Perlu Ditindaklanjuti

KUBU RAYA, Media Kalbar

PJ Gubernur Kalbar, dr H. Harisson, M. Kes., bersama Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Setwapres serta Pj Bupati Kubu Raya menghadiri kegiatan pemantauan pengukuran dan intervensi serentak percepatan dan pencegahan stunting di Kalbar, dimana kegiatan ini dilaksanakan di Posyandu Daerah Griya Husada Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya, Kamis (13/5) pagi.

Pj Gubernur Kalbar dr. Harisson menyampaikan bahwa kegiatan ini untuk upaya percepatan penurunan stunting dan pencegahan stunting baru, dimana Kalbar masih tinggi yaitu 24,5% sementara target nasional 14%.

“Untuk stunting sebenarnya Kalbar mengikuti target nasional, dimana target nasional di koreksi menjadi 14%, sekarang posisi kita di 24,5%. Untuk itu kita mengikuti kegiatan nasional ini berupa kegiatan pengukuran dan intervensi serentak untuk stunting.” Ungkapnya.

Yang jadi masalah sebenarnya menurut Harisson, adanya ke engganan ibu-ibu ketika anaknya sudah imunisasi lengkap untuk datang ke Posyandu, “padahal itu masih perlu hingga 5 tahun untuk mengetahui perkembangan anak, baik tinggi atau berat badan anak.” Ujarnya.

“Untuk kita harapkan kepada Ibu-ibu walaupun imunisasi anaknya sudah lengkap untuk datang ke Posyandu untuk memantau perkembangan anak, kita ukur tinggi dan berat badannya setiap bulan. Kita harapkan jadi anak sehat dan cerdas.” Tuturnya.

Untuk di Kalbar angka stunting yang masih tinggi perlu perhatian di Kabupaten Melawi, Landak dan Sambas.

Sementara Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Setwapres menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan arahan Wakil Presiden melalui menko PMK yaitu pengukuran serentak dan intervensi untuk pencegahan stunting. Diharapkan dengan kegiatan ini angka stunting turun dan mencegah adanya stunting baru.

“Dimana mencegah adanya stunting baru ini menjadi fokus pemerintah kedepan.” Katanya.

Kedua, kita mempunyai target 14% tahun 2024, saat ini nasional 21,5%, di Kalbar 24 atau 25%, ini bagaimana kita berusaha menekan angka stunting dan mencegah stunting baru.

“Pengukuran dan intervensi serentak ini kita sepakat akan dilakukan setiap bulan agar kita bisa mempercepat penurunan stunting dan menghitung ulang stunting ini” terangnya.

Menurut Deputi tim sudah memantau dan melakukan survei di Kalbar sejak hari senin, dimana yang survei itu Kabupaten Landak, kubu Raya, Mempawah, Kota Pontianak dan Singkawang.
“Hasilnya nanti kita sampaikan ke Pak Gub untuk menjadi perhatian. Dan bulan Juli Menko PMK akan melaporkan ke Wakil Presiden.”

ketika di Kantor Gubernur,  Deputi menyampaikan temuan timnya yaitu , cakupan masih 40% harusnya 100%, ini yang harus digeber dalam 2 bulan ini, bagaimana bumil, Jatim, balita, batita, kunjungan nya ke Posyandu ditingkatkan, karena begitu datang tercatat di IGpbm yang sudah bagus angkanya antara 11 sampai 16%, hasil survei 25%. Maka melalui pengukuran serentak dan intervensi dalam 2 bulan bisa merubah itu dan berkurang.

“Kedua adalah kendala Kader, ini kaitan dengan SDM yang mesti dibenahi. alat nya bagus tapi yang ukur tidak becus.” ujarnya.

Ke-3 Fasilitasi Posyandu masih banyak menggunakan rumah warga. Ini juga perlu dibangun lebih baik sehingga orang mau datang.
Ke-4 Sasaran Pendataan yang harus by name by adres, sehingga ketika tidak datang Maka bisa disusul.
Ke-5 Kader Posyandu perlu dilatih dengan baik, maka perlu upaya dari Pemda dan masyarakat. Ke-6 perlu alat-alat yang standar.

“Jadi itu kita sampaikan ke Bupati dan Gubernur dan diterima, mudah-mudahan ditindaklanjuti. ” jelasnya mengakhiri. (Amad)

Source link

spot_img

Hot Topics

Related Articles