Demikian disampaikan pengamat politik dari Universitas Negeri Medan (Unimed) Dr Bakhrul Khair Amal saat berbincang soal sosok ideal pendamping Bobby Nasution.
“Jika berbicara soal sosok ideal, maka sosok calon wakil Bobby harus didasarkan pada survei, disitu akan terlihat elektabilitas tertinggi,” katanya, Senin (24/6).
Sebenarnya kata Bakhrul, bicara mengenai Pilgubsu 2024 tidak boleh mengesampingkan persoalan-persoalan realistis yang kerap terjadi seputar pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Sumatera Utara. Berkaca dari apa yang terjadi pada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut periode 2018-2023 yang berakhir dengan ketidakharmonisan, maka untuk pasangan calon di Pilgubsu 2024 harus saling melengkapi. Namun saling melengkapi ini harus dimaknai dengan beberapa hal yang realistis yang justru membuat potensi perpecahan terjadi.
“Kalau Bobby jadi gubernur dan wakilnya dari Golkar. Pada sisi lain, jumlah kursi di DPRD yang dikuasai Golkar, ini akan berpotensi membuat nilai tawar wakil bisa memicu keretakan gubernur dan wakil,” ungkapnya.
Karena itu kata Bakhrul, tidak salah jika sosok pendamping Bobby justru orang yang secara survei dan secara kajian realistis justru berasal dari nama-nama lain yang juga diusulkan partai koalisi pengusung Bobby.
“Kita tunggu saja nama dari partai-partai lain yang tentunya dilihat sepak terjangnya. Dengan begitu lebih mudah untuk menentukan sosok itu tepat atau tidak untuk mendampingi Bobby Nasution,” demikian Bakhrul Khair Amal.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.