Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Jakarta telah mempersiapkan diri untuk menghadapi risiko sakit dan situasi darurat dengan melakukan persiapan yang matang, seperti yang dilakukan oleh Mari Maria yang merantau ke Jakarta dan mengalami operasi usus buntu. Menurut keterangan dari BPJS Kesehatan, Mari merasakan beban pikiran terkait risiko sakit dan biaya pengobatan saat jauh dari kampung halaman, sehingga penting bagi peserta JKN untuk memastikan status kepesertaannya aktif.
Mari, yang sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pesanggrahan, Jakarta Selatan, setelah menjalani operasi penyakit usus buntu, mengalami gejala nyeri perut yang mengkhawatirkan. Dalam pengalaman yang dialaminya, Mari menceritakan bagaimana kartu BPJS Kesehatan sangat membantunya saat dibawa ke UGD untuk mendapatkan perawatan medis yang diperlukan.
Penyakit usus buntu yang diderita Mari disebabkan oleh penyumbatan pada rongga usus buntu, dengan beberapa faktor penyebab seperti infeksi saluran pencernaan atau bagian tubuh lain, sumbatan feses, dan cedera perut. Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan medis, Mari didiagnosa mengidap penyakit usus buntu yang memerlukan operasi sebagai tindakan penyembuhan.
Sebagai peserta JKN, Mari dan suaminya menilai pelayanan yang diterima di RSUD Pesanggrahan sangat baik selama dirawat. Mereka merasa terbantu dengan fasilitas yang disediakan dan harapan untuk kesembuhan Mari semakin terbuka lebar. Mari pun mengapresiasi peran BPJS Kesehatan dan RSUD Pesanggrahan dalam menyediakan kemudahan dan harapan bagi pasien yang membutuhkan perawatan.
Dengan pengalaman yang dialaminya, Mari memberikan dukungan kepada program JKN dan mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam program tersebut. Baginya, keberadaan JKN telah membantu banyak orang, termasuk dirinya sendiri saat ini, yang sedang dalam proses pemulihan penyakit. Diharapkan program ini terus berkembang dan memberikan manfaat bagi lebih banyak orang di Indonesia.
