Di Jalur Gaza yang saat ini masih dilanda konflik dan serangan oleh Israel, para guru Palestina telah membuat ruang kelas darurat di kamp-kamp pengungsi yang sederhana dan penuh sesak. Hal ini terjadi karena infrastruktur pendidikan di daerah tersebut telah mengalami kerusakan parah, dimana setidaknya 352 sekolah di Jalur Gaza rusak dan tidak dapat digunakan untuk proses belajar mengajar. Sebagian besar bangunan yang masih utuh telah dijadikan tempat penampungan bagi para pengungsi. Situasi ini menciptakan tantangan besar bagi pendidikan anak-anak di Gaza, yang terpaksa belajar di bawah tenda sederhana sebagai upaya untuk tetap melanjutkan pendidikan mereka. Ini menjadi gambaran dramatis dari dampak konflik bersenjata terhadap pendidikan di daerah tersebut.
