Merdeka Belajar: Penemuan dan Wawasan Terbaru

Kurikulum Merdeka memang menjadi perbincangan hangat belakangan ini, terutama di kalangan orang tua atau wali murid. Banyak yang mengeluhkan bahwa kurikulum ini memberikan beban tambahan bagi mereka karena menuntut partisipasi aktif dalam proses belajar anak. Misalnya, terdapat proyek pembelajaran yang harus diselesaikan di rumah, yang membuat sebagian orang tua merasa kesulitan. Beberapa bahkan merasa sulit memahami tugas-tugas tersebut dan tidak memiliki banyak bantuan dari pihak sekolah.

Dalam kurikulum Merdeka, orang tua dituntut untuk terlibat dalam pengembangan potensi anak, terutama melalui profil pelajar Pancasila. Namun, tidak semua orang tua mampu melaksanakannya dengan lancar karena kesibukan dan keterbatasan pengetahuan. Hal ini menimbulkan kesan bahwa anak yang belajar, orang tuanya yang pusing dan repot.

Merdeka Belajar telah menghadirkan banyak inovasi dalam dunia pendidikan, seperti penekanan pada materi esensial untuk pengembangan kompetensi siswa, penguatan karakter murid, dan fleksibilitas dalam pembelajaran. Namun, penerapan kurikulum ini tidak hanya melibatkan guru dan murid, tetapi juga membutuhkan partisipasi semua pihak, termasuk orang tua. Meskipun terkadang merepotkan, keterlibatan orang tua dalam kurikulum Merdeka bertujuan untuk memperkuat pendidikan anak dan menjaga tanggung jawab sebagai orang tua.

Dengan berbagai tantangan dan proses belajar yang panjang, orang tua mulai menyesuaikan diri dengan kurikulum ini dan menyadari pentingnya peran mereka dalam pendidikan anak. Oleh karena itu, diharapkan agar Kurikulum Merdeka tetap dipertahankan dan dilanjutkan di masa yang akan datang, karena telah memberikan dampak positif dalam membentuk kesadaran akan pentingnya pendidikan dan melibatkan semua pihak dalam proses pembelajaran siswa.

spot_img

Hot Topics

Related Articles