Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, membantah informasi yang menyebutkan bahwa dalam video pidatonya yang viral, dia pernah ditegur oleh wakil presiden terkait pemberantasan mafia pangan. Menurut Amran, kejadian tersebut terjadi di masa lalu dan bukan dalam konteks wakil presiden saat ini, Gibran Rakabuming Raka. Dia menegaskan bahwa teguran tersebut merupakan pengalaman masa lalu yang positif bagi dirinya dan tidak terkait dengan Wapres Gibran. Amran juga menyatakan bahwa Gibran justru memberikan dukungan penuh terhadap langkah-langkah pemberantasan mafia pangan yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian.
Dalam konteks akademik, Amran menjelaskan bahwa pernyataan dalam video tersebut merupakan refleksi atas pengalaman masa lalu dalam memperjuangkan ketahanan pangan nasional. Ia menekankan pentingnya dukungan dari para pemimpin dalam menghadapi mafia pangan, serta mengungkapkan bahwa presiden dan wakil presiden selalu mendukung upaya pemberantasan tersebut. Sejak awal periode pemerintahan Kabinet Merah Putih, 784 kasus mafia pangan telah diungkap dengan 411 orang ditetapkan sebagai tersangka.
Amran juga menyoroti tindakan keras yang dilakukan terhadap praktik mafia pangan di internal Kementan, di mana lebih dari 1.500 pegawai telah dikenai sanksi karena pelanggaran disiplin dan integritas. Ia menegaskan bahwa upaya pemberantasan mafia pangan terus dilakukan secara tegas dan tanpa pandang bulu. Kementerian Pertanian berkomitmen untuk memperkuat kerja sama dengan lembaga terkait, seperti KPK, kepolisian, dan kejaksaan, dalam upaya membersihkan praktik mafia pangan dan menegakkan kebijakan pro-petani di seluruh Indonesia.
Amran juga memberikan peringatan kepada para pelaku mafia dan simpatisan mereka untuk tidak mencoba mengganggu stabilitas ketahanan pangan nasional. Dia menekankan bahwa Kementerian Pertanian tetap solid dan teguh dalam upaya bersih-bersih mafia pangan serta membela petani. Semua upaya yang dilakukan oleh Kementan didasari oleh semangat untuk menjaga kedaulatan dan ketahanan pangan Indonesia.
