Kapitalisasi dalam sektor pertanian sering dianggap sebagai cara cepat untuk mengembangkan industri pertanian di Indonesia. Namun, pertanyaannya adalah apakah pendekatan ini benar-benar solusi yang efektif atau malah membawa dampak negatif bagi petani kecil? Potensi kapitalisasi dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian bisa dilihat dari inovasi seperti pertanian presisi dan otomatisasi lahan. Namun, penerapan kapitalisasi ini belum merata di sektor lain, terutama pada hortikultura.
Kapitalisasi di sektor hortikultura sebenarnya memiliki banyak manfaat, seperti memperkuat infrastruktur dan meningkatkan penggunaan teknologi modern. Dengan investasi yang memadai, produk hortikultura memiliki potensi nilai tambah tinggi baik di pasar lokal maupun ekspor. Namun, tantangannya terletak pada bagaimana konsep kapitalisasi ini diterapkan.
Penting untuk memastikan bahwa kapitalisasi pertanian tidak hanya menanamkan dana besar, tetapi juga mengutamakan keberpihakan pada petani kecil, meningkatkan kapasitas lokal, serta mendorong inovasi yang sesuai dengan ekosistem agraria Indonesia. Kapitalisasi perlu diimbangi dengan reformasi struktural agar bisa mencapai pembangunan inklusif, partisipatif, dan berkelanjutan. Jadi, kunci keberhasilan kapitalisasi pertanian terletak pada rancangan dan pelaksanaannya yang bijak dan berkelanjutan.