Penipuan daring mengenai investasi saham semakin marak terjadi, dimana para penipu melakukan modus dengan membuat situs fiktif yang menyerupai kondisi pasar saham yang sebenarnya. Para korban yang mengakses situs ini akan disuguhi informasi naik turunnya harga saham dan nilai bitcoin secara realtime, membuat mereka semakin yakin untuk berinvestasi. Selain itu, para korban juga diarahkan melalui video conference dengan seseorang yang seolah-olah nyata, namun ternyata merupakan Artificial Intelligence (AI) yang sudah direkam sebelumnya. Orang fiktif ini menampilkan transaksi keuangan yang semu layaknya perdagangan saham asli, dan memberikan janji keuntungan besar hingga 150 persen dari jumlah investasi. Para korban baru menyadari bahwa mereka tertipu ketika situs tersebut menuntut pembayaran pajak palsu saat mereka hendak menarik dana investasi. Dari laporan yang masuk, kerugian akibat penipuan ini mencapai lebih dari Rp18 miliar dengan jumlah korban mencapai delapan orang. Tindakan ini menjadi perhatian serius bagi pihak kepolisian, dengan beberapa laporan yang sudah masuk dari berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk selalu waspada dan memastikan keabsahan informasi sebelum melakukan investasi online demi keamanan finansial yang lebih terjamin.
