Pemerintah Kota Jakarta Utara menyarankan kepada masyarakat di wilayah tersebut untuk lebih waspada terhadap potensi kebakaran yang bisa terjadi. Karena kebakaran dapat menyebabkan kerugian yang signifikan, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah padat penduduk. Wali Kota Jakarta Utara Hendra Hidayat mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati terhadap potensi kebakaran yang bisa berasal dari kompor, gas, atau arus listrik. Sebagai langkah pencegahan, ia mencontohkan tindakan sederhana seperti mencabut kabel pengisi daya baterai ponsel setelah digunakan dan tidak meninggalkannya terhubung ke sumber listrik.
Menurut Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, terdapat 67 kasus kebakaran terjadi di wilayah tersebut selama periode Januari hingga April 2025. Mayoritas kasus kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik, kebocoran gas, dan pembakaran sampah. Kerugian akibat kebakaran mencapai sekitar Rp18,5 miliar dengan satu korban jiwa dan 16 luka-luka. Bulan Maret mencatat jumlah kebakaran tertinggi, diikuti oleh bulan Januari, Februari, dan April. Jumlah kasus kebakaran periode ini mengalami kenaikan lima persen dibandingkan tahun sebelumnya. Disarankan agar masyarakat lebih memperhatikan langkah-langkah pencegahan kebakaran untuk mencegah kerugian yang lebih besar.