Indonesia kini telah memiliki data tunggal sosial ekonomi nasional yang menjadi dasar dalam menyusun program-program yang efektif. Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, secara langsung mendengarkan aspirasi dari penerima manfaat bantuan sosial dalam acara Public Hearing Gempita (Gerakan Milenial Pecinta Tanah Air) yang diadakan bersama Kantor Komunikasi Presiden di Jakarta. Dalam acara tersebut, Agus Jabo Priyono bertemu dengan enam penerima manfaat yang menerima bantuan pemberdayaan usaha, bantuan PKH, dan rehabilitasi.
Salah satu penerima manfaat disabilitas sensorik netra, Ahmad Habiballoh (41), berbagi pengalamannya dengan Wamensos bahwa melalui program rehabilitasi, ia kini dapat hidup mandiri di tengah masyarakat. Sebelumnya, Ahmad mendapatkan rehabilitasi di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi dan kini ia berhasil menjadi instruktur refleksi di sana.
Agus Jabo Priyono menekankan pentingnya memberikan perlindungan terhadap masyarakat rentan sebagai bagian dari tugas perlindungan sepanjang hayat. Kemensos tidak hanya melakukan program rehabilitasi sosial tetapi juga memberikan pemberdayaan kepada masyarakat yang masih produktif agar mereka dapat mandiri secara ekonomi. Pesan dari Presiden Prabowo juga disampaikan, yaitu pentingnya bansos yang tepat sasaran, dengan data sosial ekonomi nasional sebagai landasan dalam menyusun program-program pengentasan kemiskinan.
Presiden juga meminta agar angka kemiskinan di Indonesia dapat diturunkan di bawah 5 persen pada tahun 2029, sesuai dengan amanat Inpres No. 8 tahun 2025. Agus Jabo Priyono menegaskan bahwa tugas Kemensos adalah memutakhirkan data untuk memastikan bahwa bantuan sosial tepat sasaran. Selain itu, Presiden juga menekankan pentingnya membangun Sekolah Rakyat yang bersinergi dengan K/L lain untuk memotong transmisi kemiskinan. Sekolah Rakyat direncanakan akan dibuka pada bulan Juli mendatang dan diperuntukkan bagi keluarga miskin serta miskin ekstrem.
