Pemerintah China masih berharap agar Amerika Serikat dapat melanjutkan kesepakatan perdagangan yang telah dicapai sebelumnya, menjelang pertemuan di Swedia. Wakil Perdana Menteri China He Lifeng dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dijadwalkan akan bertemu di Stockholm, Swedia, untuk membahas tarif dagang kedua negara. China menekankan konsistensi posisinya dalam isu ekonomi dan perdagangan, berharap AS akan bekerja sama untuk melanjutkan kesepahaman bersama yang dicapai oleh kedua presiden selama panggilan telepon. Pertemuan di Swedia merupakan lanjutan dari pertemuan sebelumnya di Jenewa, Swis dan di London, Inggris, di mana tarif barang AS ke China dipangkas menjadi 10 persen, sementara barang China ke AS dikenakan tarif 30 persen.
Pertemuan sebelumnya memiliki batas waktu 90 hari dan akan berakhir pada 12 Agustus 2025. China sebelumnya memberlakukan tarif sebesar 145 persen terhadap produk AS, sementara AS memberlakukan tarif 125 persen terhadap produk China. Pemerintah China berharap AS dapat memanfaatkan mekanisme konsultasi dengan baik, mencapai konsensus lebih lanjut, dan mengurangi kesalahpahaman melalui komunikasi yang bersifat saling menguntungkan. Ancaman kenaikan tarif impor barang ke AS yang dinyatakan oleh Presiden Trump turut menjadi perhatian dalam pertemuan di Swedia.
Defisit neraca perdagangan AS dengan China pada tahun 2024 mencapai 295,5 miliar dolar, menunjukkan penurunan dari 418 miliar dolar pada tahun 2018. Sejak memberlakukan tarif impor ke negara-negara lain, AS telah mencapai kesepakatan bilateral dengan beberapa negara seperti Inggris, Vietnam, Indonesia, Filipina, dan Jepang. Kesepakatan kerangka perdagangan dengan Uni Eropa juga telah dicapai dengan persetujuan tarif impor pada sebagian besar barang Eropa yang masuk ke AS. Meskipun hasilnya tidak mencapai target nol persen seperti yang diharapkan, kesepakatan tersebut mencakup investasi EU di AS senilai 600 miliar dolar dan peningkatan pembelian senjata serta energi dari AS senilai 750 miliar dolar.