Perdana Menteri Mesir, Mostafa Madbouly, dan Perdana Menteri Palestina, Mohammad Mustafa, telah melakukan pertemuan pada Minggu (17/8) untuk membahas perkembangan terbaru di wilayah Palestina. Pertemuan ini berlangsung di Kota New Alamein, Mesir, di mana Madbouly kembali menegaskan dukungan Mesir terhadap perjuangan Palestina dan komitmennya untuk memberikan bantuan dalam upaya untuk mengakhiri perang di Gaza.
Madbouly juga menekankan pentingnya hak rakyat Palestina untuk menentukan pilihan mereka melalui negara Palestina yang merdeka dengan batas perbatasan pada 4 Juni 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Mesir juga menolak segala upaya untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka, serta menghancurkan perjuangan Palestina atau melanjutkan kebijakan penghancuran rumah dan perluasan permukiman di wilayah Palestina.
Selain itu, Mustafa menyatakan rencana Arab-Islam bahwa rekonstruksi wilayah Gaza dapat dilakukan tanpa menggusur rakyat Palestina. Ia juga mendorong lebih banyak koordinasi internasional dan konsultasi mengenai masalah Palestina serta memberikan apresiasi kepada Mesir atas dukungan yang signifikan terhadap Jalur Gaza.
Sementara itu, negosiasi antara Hamas dan Israel terhenti, meskipun ada upaya dari beberapa mediator seperti Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat untuk melanjutkan pembicaraan guna menghentikan perang di Jalur Gaza. Israel juga mengumumkan rencana untuk merelokasi warga dari Gaza City, meskipun pada hari sebelumnya Kepala Militer Israel, Eyal Zamir, mengatakan pasukannya akan segera melancarkan serangan baru untuk mengambil alih Gaza City.
Situasi di Gaza semakin memburuk, dengan ribuan warga Palestina tewas dan terluka akibat serangan dan tembakan Israel sejak konflik dimulai pada Oktober 2023. Meskipun demikian, upaya terus dilakukan untuk mencari solusi damai atas konflik di wilayah tersebut.