Hilirisasi Perkebunan Kementan: Meningkatkan Kesejahteraan Petani

Kementerian Pertanian (Kementan) terus menguatkan hilirisasi perkebunan guna meningkatkan nilai tambah produk demi kesejahteraan petani dalam negeri. Pendekatan approach by thematic (ABT) dan program refocusing menjadi fokus utama untuk mencapai hal ini. Dengan hilirisasi, produk perkebunan tidak hanya dijual mentah, tetapi diproses menjadi produk bernilai tambah untuk memberikan dampak ekonomi lebih besar bagi petani.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Abdul Roni Angkat, menjelaskan bahwa program ABT menjadi terobosan penting untuk memperkuat rantai nilai perkebunan dari hulu hingga hilir. Di Provinsi Jawa Tengah, hilirisasi difokuskan pada tujuh komoditas strategis seperti tebu, kelapa, kopi, kakao, jambu mete, lada, dan pala. Komoditas prioritas yang dikembangkan diantaranya termasuk tebu, kelapa, kopi, dan jambu mete.
Program hilirisasi perkebunan tidak hanya mencakup lebih dari 870 ribu hektar lahan secara nasional, tetapi Jawa Tengah juga termasuk salah satu provinsi yang menjadi prioritas. Selain hilirisasi, Kementan juga memberikan pendampingan teknis, penguatan kelembagaan petani, penyediaan benih unggul, dan sarana produksi yang memadai.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menekankan pentingnya hilirisasi pertanian sebagai kunci peningkatan kesejahteraan petani dan ekonomi nasional. Komoditas perkebunan seperti kelapa, kopi, kakao, dan mete memiliki potensi ekspor tinggi yang dapat mendukung devisa negara. Strategi hilirisasi perkebunan akan terus diperkuat hingga tahun 2027 mendatang sebagai upaya untuk meningkatkan kontribusi sektor perkebunan terhadap perekonomian daerah.

Source link

Hot Topics

Related Articles