Bupati Pati, Jawa Tengah yang bernama Sudewo, saat ini menjadi perhatian publik setelah keputusannya untuk meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250 persen mengundang protes dari masyarakat. Meskipun kebijakan tersebut telah dicabut dan permintaan maaf telah disampaikan, demonstrasi oleh Aliansi Masyarakat Pati Bersatu pada Rabu (13/8) tetap berlanjut, bahkan menyerukan agar Sudewo mundur dari jabatannya.
Sudewo resmi menjabat sebagai Bupati Pati sejak 18 Juli 2025 setelah memenangkan Pilkada 2024 bersama wakilnya, Sujarwanto Dwiatmoko dengan memperoleh 419.684 suara atau 53,53 persen suara dengan slogan “Wong Asli Pati Wae Go”.
Sudewo lahir di Pati pada 11 Oktober 1968, menempuh pendidikan di SMAN 1 Pati dan melanjutkan studi di Universitas Sebelas Maret (UNS) serta Universitas Diponegoro (UNDIP) dengan lulusan Sarjana Teknik Sipil dan gelar magister di bidang Teknik Pembangunan. Karirnya dimulai di sektor konstruksi sebelum bergabung dengan pemerintahan dan akhirnya terjun ke dunia politik melalui Partai Gerindra.
Di tengah demonstasi yang sedang berlangsung, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga mengungkap bahwa Sudewo diduga terlibat dalam kasus suap pembangunan dan pemeliharaan jalur kereta api di DJKA Kementerian Perhubungan. Situasi politik di Pati semakin memanas dengan tuntutan masyarakat agar Sudewo mundur dari jabatannya dan tuduhan keterlibatan dalam kasus korupsi yang menjeratnya.
Dengan masa jabatan baru sebagai Bupati Pati 2025-2030, Sudewo sedang menghadapi ujian politik yang cukup berat. Tuntutan mundur dan dugaan keterlibatan dalam kasus korupsi menjadi sorotan utama di tengah gejolak politik yang tengah berlangsung di Pati.