Ulil dan Peran Intelektual Publik dalam Menyegarkan Demokrasi
Setelah berlangsungnya pemilihan umum serentak, kritik Ulil terhadap hasil pemilu menyoroti tema pertarungan antara “keberlanjutan lawan perubahan”. Premis ini mencerminkan keyakinan intelektual publik di Indonesia yang ingin segera melihat tahapan demokrasi yang lebih kritis. Ulil juga menyoroti pandangan intelektual kelas menengah yang menganggap bahwa demokrasi di Indonesia mengalami penurunan, dan menyarankan agar pendidikan politik diturunkan ke masyarakat secara lebih luas.
Dalam hal ini, intelektual publik yang nyaman tidak sudi memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Padahal, pemutakhiran sistem politik diperlukan agar demokrasi tetap relevan dan kuat dalam menghadapi tantangan. Tugas intelektual publik adalah memutakhirkan pemahaman demokrasi agar masyarakat siap menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul.
Senada dengan hal tersebut, Rocky Gerung menekankan nilai-nilai demokrasi yang selalu bersandar pada nalar kritis dan keberpihakan terhadap kelompok yang dilemahkan. Demokrasi juga harus memahami bahwa suatu pengetahuan atau sistem selalu dimungkinkan untuk salah.
Dalam konteks Pemilu 2024, Ulil menyatakan kesedihannya terhadap hasil hitung cepat yang dinilai mengandalkan politik bursa saham dan komoditas. Ulil menganggap bahwa penerimaan terhadap “kemenangan” Prabowo dengan berdasarkan pada hitung cepat hanya berkontribusi mendemoralisasi semangat kritis dan perjuangan demokrasi jutaan relawan yang ingin melawan kekuasaan yang sudah sangat pongah “mencabuli” kehidupan demokrasi.
Di akhir artikel, penulis mengekspresikan kekhawatirannya terhadap “perkawinan” antara Jokowi dan Prabowo, yang dianggap sebagai peristiwa politis yang sangat berbahaya dan memberikan keuntungan bagi kekuasaan yang manipulatif. Kesimpulannya, sikap Ulil yang mengibarkan bendera putih dari pihak yang biasanya memiliki nalar kritis terhadap proses elektoral yang belum berakhir, menunjukkan kekhawatiran terhadap dinamika politik aktual dan kemunduran demokrasi.
Sumber: https://rmol.id/publika/read/2024/02/15/609578/menyayangkan-lemahnya-iman-demokrasi-ulil-abshar-abdalla