PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI telah menyalurkan kredit senilai Rp1.038,90 triliun kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada kuartal III 2023. Jumlah ini mengalami pertumbuhan sebesar 11,01 persen dibandingkan dengan kuartal III tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp935,86 triliun.
Direktur Utama BRI, Sunarso, menyebutkan bahwa kredit yang disalurkan kepada UMKM tersebut mencapai 83,06 persen dari total kredit yang diberikan oleh BRI. Dengan demikian, total kredit yang disalurkan oleh BRI mencapai Rp1.250,72 triliun pada kuartal III 2023. Pertumbuhan ini memberikan dampak positif terhadap pendapatan bunga BRI yang mencapai Rp138,63 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 13,91 persen.
Selain itu, BRI juga telah mengimplementasikan aspek environmental, social, and governance (ESG) secara komprehensif dalam kegiatan bisnis perseroan. Hingga September 2023, kredit yang berbasis ESG mengalami pertumbuhan sebesar 11,89 persen menjadi Rp750,91 triliun, yang mewakili 66,1 persen dari total portofolio kredit. Hal ini menjadikan BRI sebagai bank dengan portofolio kredit berkelanjutan terbesar di Indonesia.
Keberhasilan BRI dalam menyalurkan kredit juga dibarengi dengan manajemen risiko yang baik. NPL BRI tercatat sebesar 3,07 persen, yang lebih baik dibandingkan dengan kuartal III 2022 yang sebesar 3,09 persen. Selain itu, BRI juga berhasil menurunkan LAR menjadi 13,80 persen sampai September 2023, dibandingkan dengan September 2022 yang sebesar 18,68 persen. Sunarso optimistis bahwa LAR BRI akan kembali ke posisi normal sebelum pandemi, yaitu di kisaran 9-11 persen pada tahun depan.
Upaya BRI dalam menjaga kualitas kredit juga berdampak pada peningkatan cost of credit yang saat ini menjadi 2,44 persen pada kuartal III 2023, dibandingkan dengan posisi sebelumnya yang mencapai 3,02 persen pada kuartal III 2022. Selain itu, BRI juga memiliki pencadangan yang memadai dengan NPL coverage sebesar 228,65 persen sampai September 2023.
(Artikel ini diubah tanpa hyperlink)