Presiden Amerika Serikat Joe Biden mempertanyakan kejujuran data resmi Palestina mengenai jumlah korban jiwa akibat serangan Israel di Gaza. Biden mengungkapkan keraguan tersebut saat ditanya tentang jumlah korban sipil yang tewas dalam lebih dari dua minggu serangan Israel sejak 7 Oktober. Meskipun Biden meyakini bahwa banyak orang yang tidak bersalah menjadi korban perang, dia mengatakan bahwa dia tidak yakin dengan angka korban yang dilaporkan oleh Palestina.
Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa lebih dari 7.000 warga Palestina, termasuk hampir 3.000 anak-anak, tewas sejak perang Israel di Gaza dimulai pada 7 Oktober. Al Jazeera melaporkan bahwa keraguan Biden terhadap angka tersebut muncul ketika Amerika Serikat menolak seruan gencatan senjata dan terus berjanji untuk mendukung militer Israel.
Pakar kesehatan masyarakat Palestina-Amerika di Universitas Central Florida, Yara Asi, menyebut pernyataan Biden tersebut “mengerikan” dan menyatakan bahwa Biden hanya mendukung Israel tanpa memanusiakan warga Palestina. Ketika Israel melarang jurnalis atau peneliti asing memasuki Gaza saat konflik semakin meningkat, Kementerian Kesehatan di Gaza menjadi satu-satunya sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui jumlah kematian warga Palestina.
Meskipun sulit atau mungkin tidak mungkin untuk memverifikasi secara independen angka-angka yang dirilis dari Gaza, Omar Shakir, direktur Human Rights Watch (HRW) untuk Israel-Palestina, mengatakan bahwa data tersebut sering kali konsisten dengan penelitian HRW sendiri. Shakir menyatakan bahwa HRW telah bekerja di wilayah pendudukan Palestina selama tiga dekade dan selalu menemukan bahwa angka-angka dari Kementerian Kesehatan umumnya dapat dipercaya.
Biden juga telah memperingatkan Iran untuk tidak terlibat dalam konflik Israel-Palestina.