Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan komitmennya dalam mengatasi dampak fenomena El Nino dengan memasifkan program pompanisasi sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian demi ketahanan pangan Indonesia. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam keterangan di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa program tersebut terus dilakukan secara masif, terutama di pulau Jawa, dengan mengairi lahan persawahan yang terdampak.
“Karena El Nino masih ada, maka kita terus melakukan pompanisasi dan juga asuransi. Pompanisasi dilakukan di pulau Jawa dan berhasil memompa air sungai yang ada seperti di Sungai Bengawan Solo, Cimanuk dan seterusnya,” kata Amran.
Menurut Amran pertanaman tahun ini melalui program pompanisasi terhadap lahan-lahan persawahan yang terdampak El Nino terus dilakukan secara masif. Program pompanisasi membantu mengairi lahan persawahan di banyak lahan pertanaman di Jawa. Selanjutnya, kata Mentan, air yang ditarik mesin pompa langsung dialirkan melalui sistem terbuka dari satu sawah ke sawah lainnya. Dengan begitu, petani dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari satu kali panen menjadi dua kali panen.
“Kita pompa ke sawah-sawah tadah hujan, kemudian kita optimalisasi rawa yang IP-nya itu hanya satu kali kita jadikan dua kali,” ujar Amran.
Amran memperkirakan bahwa akan ada penambahan ketersediaan beras yang dihitung dari hasil produksi pada Desember 2023 hingga Januari 2024. Jumlahnya cukup besar yakni sebanyak 3,5 juta ton sehingga beras pada bulan Maret, April dan Mei 2024 masih dalam kondisi cukup. Selain itu, Kementan saat ini juga menggarap potensi besar 10 juta hektar lahan rawa yang dapat dimanfaatkan untuk dikembangkan menjadi area pertanian yang produktif dan berkelanjutan, sehingga pertanian Indonesia kembali normal.
Amran menekankan urgensi perhatian terhadap sektor pertanian, mengingat kondisi yang disebabkan fenomena El Nino yang tidak hanya dialami oleh Indonesia, tetapi juga negara-negara lain seperti Thailand. Menurut Amran, optimalisasi penggarapan lahan rawa memiliki potensi besar untuk memulihkan kondisi pertanian Indonesia agar bisa kembali normal dan meningkatkan produksi pangan secara signifikan.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan dalam waktu dekat harga beras diperkirakan mengalami penurunan. Apalagi, stok pangan pokok dan strategis jelang Ramadhan tahun ini tersedia dan mencukupi. Arief menyebut bahwa stok beras di gudang Bulog saat ini mencapai 1 juta ton lebih. Stok tersebut dapat memenuhi kebutuhan beras masyarakat melalui program beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP), lalu akan ada tambahan stok saat memasuki musim panen raya pada Maret hingga Juni.
“Ketersediaan pangan pokok strategis cukup dan terus diperkuat. Ini agar masyarakat dapat lebih nyaman dalam memperoleh akses pangan yang ingin dikonsumsi selama menjalani ibadah puasa,” kata Arief.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024