Pojok baca buku cetak dan digital di Gedung Dewan Pers, Jakarta, menampilkan dua buku karya wartawan senior Teguh Santosa. Buku-buku tersebut berjudul “Perdamaian yang Buruk, Perang yang Baik” dan “Buldozer dari Palestina”.
Kedua buku ini berisi wawancara Teguh dengan duta besar negara sahabat dan diterima oleh Sekretaris Jenderal PWI, Sayid Iskandar di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Peluncuran buku tersebut terjadi pada 30 Juli tahun lalu di Jaya Suprana School of Performing Arts dan dicatat oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai buku dengan wawancara duta besar negara sahabat terbanyak.
Teguh, yang juga seorang dosen hubungan internasional di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, menjelaskan bahwa kedua buku tersebut merekam berbagai problematika politik global dari berbagai perspektif negara yang mewakili semua kontinen. Ia berharap bahwa buku-buku ini dapat meningkatkan pemahaman pembaca mengenai dinamika politik global.
Selain kedua buku tersebut, Teguh juga telah menulis buku lain seperti “Di Tepi Amu Darya”, yang merupakan reportase dari perbatasan Uzbekistan dan Afghanistan sebelum kejatuhan rezim Taliban di Afghanistan pada tahun 2001. Buku tersebut juga diterbitkan Booknesia Publishing House, anggota IKAPI.
Teguh juga terlibat dalam penerbitan buku dari disertasi Ann Dunham Soetoro ketika ia sedang menjalani pendidikan S2 di University of Hawaii at Manoa. Bersama dengan Dandhy Dwi Laksono, Teguh juga menulis buku “Komisi I” yang membahas isu internasional, intelijen, dan pertahanan keamanan.
Saat ini, Teguh sedang menyusun buku berjudul “Sejengkal Tanah Tuhan”. Semua informasi ini dapat dilihat lebih lengkap di sumber artikel: [Source link](https://rmol.id/nusantara/read/2024/05/17/620795/dua-buku-karya-teguh-santosa-jadi-koleksi-baru-pojok-baca-digital-pwi)