Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno melakukan tinjauan terhadap pembangunan rumah hunian sementara (huntara) untuk para penyintas erupsi Gunung Lewotobi di Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur. Proyek pembangunan huntara ini akan dilaksanakan di atas lahan seluas 11 hektare dengan target pembangunan minimal 400 unit huntara.
Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, setiap rumah huntara direncanakan dapat dihuni oleh lima kepala keluarga. Proses pembangunan huntara melibatkan anggota TNI sebanyak 200 orang yang dikerahkan dalam 15-20 tim. Masing-masing tim terdiri dari enam orang untuk memastikan kemajuan pembangunan yang efisien.
Pembangunan rumah huntara dilakukan secara bertahap untuk memastikan bahwa para penyintas erupsi dapat segera mendapatkan tempat tinggal yang layak. Huntara ini diharapkan dapat ditempati pada awal tahun 2025 dan menjadi tempat yang nyaman bagi mereka yang saat ini berada di posko pengungsian atau tinggal sementara di rumah kerabat.
Selain rumah huntara, pembangunan juga melibatkan pembangunan sekolah darurat, ruang serbaguna, dan ruang ibadah. Huntara tunggal memiliki panjang enam meter dan lebar 18 meter, dengan satu kamar khusus untuk setiap keluarga. Konstruksi rumah huntara menggunakan lantai cor, konstruksi baja ringan, dan atap seng untuk memastikan keberlangsungan hunian yang aman dan nyaman bagi para penghuni.