Amerika Serikat melalui program pendanaan Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) telah memberikan hampir 3 juta dolar AS sejak 2014 untuk mendukung inisiatif pemuda di Asia Tenggara. Kate Rebholz dari Misi AS untuk ASEAN mengungkapkan bahwa YSEALI telah memberikan dana kepada lebih dari 500 pemimpin muda di kawasan tersebut, dengan fokus pada proyek komunitas. YSEALI telah melibatkan hampir 7.000 alumni dan memiliki jaringan dengan lebih dari 160.000 peserta.
Program Akademi Kepemimpinan Perempuan YSEALI juga telah memberdayakan hampir 500 wanita untuk menciptakan keterampilan kepemimpinan di Asia Tenggara. Selain itu, YSEALI Alumni Engagement Innovation Fund telah mendukung 16 proyek layanan publik yang dipimpin oleh alumni YSEALI.
Kate Rebholz mendorong alumni YSEALI untuk memanfaatkan peluang dan potensi pendanaan yang ada guna mendukung ide-ide pemuda di Asia Tenggara, terutama di Indonesia. Dia juga menggarisbawahi pentingnya hubungan bilateral antara AS dan Asia Tenggara, dengan total perdagangan barang dan jasa antara keduanya melebihi 500 miliar dolar AS pada tahun 2023.
Salah satu proyek yang didukung oleh YSEALI adalah Humba ShePreneur, yang bertujuan untuk memajukan kesetaraan gender melalui kewirausahaan di Sumba, NTT. Justicia, Communication Specialist dari Humba ShePreneur, menyatakan bahwa pendanaan YSEALI sangat membantu mereka dalam melaksanakan program-program di Sumba.
Keberhasilan proyek seperti Humba ShePreneur menunjukkan potensi besar dari pendanaan YSEALI untuk mendukung inisiatif pemuda di Asia Tenggara. Diharapkan para pemuda Indonesia dapat lebih giat dalam memanfaatkan kesempatan ini untuk merealisasikan ide-ide mereka demi kemajuan negara.