Masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan menghadapi tantangan yang signifikan. Mereka sering kali tidak mendapat perhatian dari pemerintah karena lokasi mereka yang terpencil dan berada di tengah isu sosial dan lingkungan yang semakin kompleks. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2018 menunjukkan bahwa terdapat ribuan desa di dalam dan sekitar kawasan hutan dengan jutaan rumah tangga, di mana sebagian besar masyarakat mengalami tingkat kesejahteraan yang rendah.
Di Dusun Batu Keras, Sumatera Selatan, masyarakat sudah lama bergantung pada sumber daya hutan, terutama karet, sebagai sumber penghidupan utama. Namun, dengan rencana ekspansi tambang yang akan dilakukan di wilayah mereka, kekhawatiran akan kehilangan akses lahan semakin meningkat. Konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan tambang mencerminkan perlunya pendekatan kolaboratif dalam pengelolaan lahan yang menguntungkan semua pihak.
Strategi kolaboratif dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan konflik kepentingan dalam pemanfaatan lahan. Menurut Dr. Rohman, seorang ahli di bidang perencanaan hutan, keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lahan dapat menciptakan keberlanjutan pengelolaan. PT Bukit Asam, perusahaan tambang batubara yang berkomitmen pada pembangunan nasional berkelanjutan, mencoba mengatasi konflik lahan dengan merancang pengelolaan hutan kolaboratif.
Melalui program ini, masyarakat diajak untuk bersama-sama mengelola lahan yang tidak digunakan dalam operasional tambang, dengan fokus pada ketahanan pangan, energi, dan air. Pendekatan ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menciptakan sumber penghasilan tambahan. Dengan fokus pada ketahanan pangan, energi, dan air, PT Bukit Asam juga memperkenalkan konsep diversifikasi tanaman, penanaman tanaman energi, dan penerapan konservasi tanah dan air dalam pengelolaan lahan.
Transformasi hijau di Banko Tengah menunjukkan bahwa pembangunan nasional dapat dilakukan tanpa mengorbankan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan. PT Bukit Asam Tbk memberikan contoh bagaimana perusahaan bisa berperan dalam pembangunan yang berkelanjutan melalui pengelolaan hutan kolaboratif. Melalui kolaborasi ini, diharapkan konflik antara masyarakat dan perusahaan dapat diatasi, dan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat dapat terjaga.