Perkembangan dunia modern dipengaruhi oleh kapitalisme. Sistem ekonomi ini fokus pada kepemilikan pribadi, pencapaian keuntungan, dan pertukaran pasar. Dalam sejarah pemikiran ekonomi, berbagai tokoh seperti Ibnu Khaldun dan Adam Smith memberikan pengaruh besar. Meskipun berasal dari era dan konteks budaya yang berbeda, keduanya memiliki persamaan menarik dalam menjelaskan sistem ekonomi.
Ibnu Khaldun, seorang intelektual Muslim pada abad ke-14, dikenal dengan karyanya, Muqaddimah. Dalam karyanya, ia menjelaskan prinsip-prinsip dasar yang membentuk peradaban dan dinamika sosial. Konsep asabiyyah menjadi salah satu gagasan utama yang dia kemukakan, merujuk pada solidaritas sosial yang penting dalam membangun peradaban.
Asabiyyah berperan penting dalam kemajuan dan kemakmuran suatu masyarakat, seperti yang diakui oleh Ibnu Khaldun. Faktor ekonomi, seperti perdagangan dan kekayaan, menjadi elemen kunci dalam perkembangan peradaban. Namun, kekayaan dan kemakmuran tidak cukup, moralitas dan semangat kebersamaan juga diperlukan untuk mencegah kerusakan sosial.
Ibnu Khaldun tidak hanya memperhatikan faktor ekonomi dan kekayaan, tetapi juga keharusan moralitas dan semangat kebersamaan dalam mempengaruhi kemajuan masyarakat. Konsep asabiyyah-nya memberi landasan untuk memahami karakteristik kewirausahaan dan persaingan dalam kapitalisme.
Sementara Ibnu Khaldun membawa fondasi pada pemikiran ekonomi, Adam Smith dianggap sebagai pendiri ekonomi modern. Dalam karyanya, “The Wealth of Nations”, Smith menekankan pentingnya pasar bebas dan peran individu dalam masyarakat. Kebebasan ekonomi, inovasi, dan fungsi moral negara menjadi poin utama dalam pandangannya.
Dalam perbandingan antara Ibnu Khaldun dan Adam Smith, terlihat perbedaan dalam penekanan aspek negara. Ibnu Khaldun menyoroti asabiyyah sebagai landasan pembentukan negara, sementara Smith lebih fokus pada teori pasar bebas dan kebebasan individu. Meskipun berbeda pandangan, keduanya memberikan perspektif penting dalam memahami sistem ekonomi dan pembangunan negara.
