Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari di era digital saat ini. Penggunaan harian media sosial dan internet meningkat sebesar 143 menit per hari pada tahun 2024, menurun dari tahun sebelumnya sebesar 151 menit. Aktivitas pada media sosial seperti mengirim pesan dan mengunggah konten tidak hanya untuk hiburan semata. Setiap tindakan yang dilakukan di media sosial, seperti unggahan, komentar, dan reaksi, mencerminkan identitas online yang tak terhapuskan. Citra yang dibangun dari aktivitas di media sosial dapat mempengaruhi persepsi orang terhadap individu tersebut, baik secara pribadi maupun profesional.
Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, telah tumbuh dalam era teknologi modern dan menjadi bagian penting dari lanskap digital. Banyak dari generasi ini telah memasuki usia dewasa dan memulai karier mereka pada tahun 2024. Perusahaan yang menyadari peran media sosial dalam kehidupan modern telah mulai menggunakan media sosial sebagai alat screening dalam proses rekrutmen karyawan.
Media social screening digunakan oleh HRD untuk mendapatkan informasi tambahan tentang calon karyawan selain dari yang tercantum dalam CV mereka. LinkedIn dan Instagram menjadi platform utama yang diperiksa untuk melihat aktivitas, konten yang dibagikan, dan interaksi calon karyawan dengan orang lain. Personal branding di media sosial menjadi penting dalam memengaruhi keputusan rekrutmen. Kandidat yang mampu membangun personal branding yang kuat dapat memberikan kesan profesional yang positif kepada HRD.
Tips untuk meningkatkan personal branding meliputi mengunggah konten yang relevan, menggunakan hashtag secara efektif, konsistensi dalam posting, membangun hubungan, dan tetap autentik dalam interaksi online. Dengan memahami dan menerapkan tips ini, Generasi Z dapat mempersiapkan diri mereka untuk menghadapi tantangan rekrutmen di era digital. Personal branding yang kuat tidak hanya membantu dalam mendapatkan pekerjaan, tetapi juga dalam membangun karir yang berkelanjutan di masa depan.