Peluang bisnis budidaya kurma di Indonesia semakin menarik perhatian karena tingginya permintaan akan buah kurma. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Indonesia telah mengimpor kurma dalam jumlah besar, mencapai 55,43 ribu ton dengan nilai US$79,74 juta pada tahun 2024. Permintaan akan kurma terus meningkat, terutama menjelang bulan Ramadan, dan hal ini membuka peluang besar untuk mengembangkan budidaya kurma lokal guna memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Iklim tropis di Indonesia sangat mendukung pertumbuhan pohon kurma, dengan sinar matahari sepanjang tahun yang ideal untuk pertumbuhan kurma. Beberapa wilayah seperti Provinsi Riau dan Lombok Utara telah terbukti potensial untuk budidaya kurma dengan kondisi mikroklimat yang mirip dengan habitat aslinya. Meskipun tantangan utama adalah kelembapan tinggi dan curah hujan yang berbeda, namun dengan teknik budidaya yang tepat, kurma tetap dapat tumbuh subur di berbagai kondisi.
Pemerintah Indonesia juga telah memberikan dukungan dalam pengembangan budidaya kurma sejak tahun 2006. Peraturan yang mengatur budidaya kurma serta berdirinya asosiasi petani kurma menjadi langkah awal dalam meningkatkan produksi kurma lokal. Harga jual kurma segar dari budidaya lokal pun cukup tinggi, memberikan potensi pendapatan yang besar bagi para petani kurma.
Selain itu, teknologi budidaya kurma di Indonesia juga telah berkembang pesat berkat dukungan lembaga penelitian dan pemerintah serta komunitas petani. Dengan pemilihan varietas yang tepat, perawatan yang baik, dan inovasi teknologi, budidaya kurma di Indonesia semakin menunjukkan kesuksesannya. Kisah sukses dari petani seperti Iwan Tarigan di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, menjadi inspirasi bagi petani lainnya untuk memanfaatkan potensi budidaya kurma di Indonesia. Dengan inovasi, adaptasi, dan pengetahuan yang tepat, kurma dapat menjadi peluang bisnis yang menjanjikan di Indonesia.
