Dalam era digital saat ini, media sosial telah menjadi wadah penting bagi interaksi antara brand dan konsumennya. Seperti halnya dalam dunia olahraga, klub sepak bola kini tidak hanya terlihat di lapangan, tetapi juga aktif berpartisipasi di ranah digital untuk membentuk persepsi publik. Persib Bandung, klub yang menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Barat, menunjukkan contoh yang menarik dalam memahami perilaku konsumen di platform media sosial.
Persib tidak hanya eksis di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, namun juga aktif di berbagai platform seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan Facebook. Dengan jumlah pengikut yang mencapai 7,8 juta di Instagram, 1,6 juta di TikTok, serta jutaan lainnya di berbagai platform lain, Persib menjadi salah satu klub di Indonesia yang memiliki kehadiran digital yang kuat.
Kehadiran digital dari Persib mencerminkan perubahan perilaku konsumen dari menjadi penonton pasif menjadi partisipan aktif. Mereka tidak hanya sekadar menyimak, namun juga turut berinteraksi, berbagi momen, memberikan komentar, membuat konten tandingan, serta menyuarakan kritik atau dukungan secara terbuka. Konsep prosumer dalam pemasaran digital sangat terlihat dalam interaksi antara klub dan pengikutnya.
Salah satu ciri konten media sosial Persib adalah muatan emosional yang kuat. Momennya yang penuh semangat seperti selebrasi gol, cuplikan latihan yang inspiratif, atau video dari balik layar ruang ganti mampu membangkitkan rasa bangga dan keterikatan emosional pengikutnya. Hal ini sesuai dengan konsep emotional branding dalam perilaku konsumen. Ketika sebuah brand mampu menggugah emosi, konsumen akan memiliki loyalitas yang kuat.
Di platform TikTok, Persib menunjukkan adaptasi yang luar biasa terhadap tren kekinian dengan menampilkan sisi lain dari para pemain, seperti joget, tantangan viral, atau bahkan bloopers latihan. Konten tersebut disambut positif oleh konsumen digital, khususnya generasi muda yang mendominasi platform ini. Konsumsi yang bersifat hedonic terlihat jelas, di mana pengguna mencari hiburan, kesenangan, dan keterlibatan yang menyenangkan.
Peran penggemar sebagai co-creator juga sangat terasa. Banyak konten viral tentang Persib berasal dari para penggemar, bukan hanya dari akun resmi klub. Mereka menciptakan video reaksi, meme pertandingan, dan konten edukatif tentang sejarah klub. Ini mencerminkan konsep user-generated content (UGC) dan pergeseran perilaku konsumen dari sekadar pengguna akhir menjadi co-creator.
Dalam mengelola media sosial, Persib memberikan tips yang bisa dipelajari oleh individu maupun korporasi. Ada beberapa hal penting seperti mengenali emosi audiens, beradaptasi dengan tren, berinteraksi secara aktif, menciptakan komunitas yang solid, dan membuka ruang kolaborasi dengan penggemar dan pihak bisnis lainnya.
Pada akhirnya, media sosial bukan hanya menjadi saluran komunikasi, namun juga mencerminkan perilaku konsumen yang dinamis. Persib Bandung telah membuktikan bahwa dengan strategi konten yang tepat, sebuah brand bisa membangun kesetiaan, memperluas pengaruh, dan tetap relevan di tengah hiruk-pikuk digital. Oleh karena itu, pendekatan yang diambil oleh Persib dapat menjadi inspirasi bagi marketer, klub olahraga, atau siapa pun yang ingin membangun komunitas online yang kuat.