Pemerintah China menanggapi pertemuan antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, di Vatikan dengan menyatakan bahwa krisis perlu diselesaikan melalui negosiasi. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, mengatakan bahwa posisi China terhadap masalah Ukraina sangat jelas dan berharap pihak-pihak terkait akan terus berdialog untuk menyelesaikan krisis tersebut.
Dalam pertemuan di Vatikan, Trump dan Zelenskyy menunjukkan antusiasme terhadap kemungkinan hasil yang bersamaan. Meskipun Trump menggambarkan Zelenskyy sebagai lebih tenang, dia optimis bahwa kesepakatan dapat dicapai. Setelah pertemuan, keduanya bergabung dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk berdiskusi mengenai upaya perdamaian.
Meskipun Korea Utara mengakui telah mengirimkan tentaranya untuk membantu Rusia dalam konflik melawan Ukraina, China menolak untuk memberikan komentar lebih lanjut. Guo Jiakun menegaskan posisi China yang konsisten terhadap krisis Ukraina, yaitu mendorong gencatan senjata dan perundingan damai. Putin juga mengucapkan terima kasih kepada Korea Utara atas bantuan militernya dalam mengalahkan pasukan Ukraina di Wilayah Kursk.
Korea Utara dan Rusia memiliki Perjanjian Kerja Sama Strategis Komprehensif yang menegaskan komitmen untuk saling membantu dalam situasi konflik. Dengan demikian, hubungan antara China, Rusia, Ukraina, dan Korea Utara memainkan peran penting dalam meredakan ketegangan dan mempromosikan perdamaian di kawasan.