Indonesia: Bergabung ke BRICS tanpa Anti-Barat

Indonesia sebagai anggota BRICS, kelompok kerja sama ekonomi yang terdiri dari 10 negara termasuk India, Iran, Rusia, dan China, menegaskan bahwa langkah ini bukanlah tanda sikap anti-Barat. Wakil Menteri Luar Negeri RI Arif Havas Oegroseno mengungkapkan hal ini dalam acara “Double Check: Buah Muhibbah Presiden Prabowo dari Dunia Internasional” di Jakarta. Havas menjelaskan bahwa Indonesia juga menjalin hubungan baik dengan India, anggota Quad bersama Jepang, Australia, dan AS, sehingga tidak bersikap anti-Barat.

Dengan bergabung di BRICS, Indonesia mendapat banyak manfaat, termasuk dalam standar minyak nabati yang adil dan berkelanjutan. Hal ini memunculkan diskusi mengenai standar baru dalam kelompok tersebut. Selain itu, BRICS baru-baru ini mengadakan pertemuan negara-negara penghasil mineral bahan baku kritis. Havas menyatakan bahwa negara-negara berkembang seperti Indonesia membutuhkan investasi asing untuk meningkatkan keuntungan dari sumber daya mereka.

Pertemuan ini juga mengangkat isu hilirisasi dan keseimbangan antara keuntungan ekonomi dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan hidup. Havas berharap pertemuan ini dapat menjadi platform yang bermanfaat di masa depan. Indonesia, sebagai bagian dari BRICS, diharapkan dapat bersikap netral dan memperjuangkan kepentingan negara berkembang dalam persidangan internasional. Copyright Ā© ANTARA 2025

Source link

Hot Topics

Related Articles