Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Muhidin mengungkapkan bahwa sebanyak 75 titik kebakaran hutan dan lahan (karhutla) beserta lebih dari 1.900 titik api telah terdeteksi di 13 kabupaten/kota di provinsi tersebut hingga akhir Juli 2025. Muhidin menyatakan, data tersebut berasal dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi dan kabupaten/kota melalui pos koordinasi. Setiap kabupaten/kota telah mendirikan pos koordinasi untuk memantau dan menanggulangi karhutla dengan bantuan satgas darat.
Gubernur Muhidin menekankan pentingnya pemantauan detail serta pemadaman segera meskipun titik api kecil agar tidak meluas. Ia juga menyoroti kendala yang dihadapi oleh petugas lapangan terkait kapasitas alat pemadam yang terlalu kecil untuk menyiram titik api secara maksimal. Muhidin meminta instansi terkait segera mengatasi masalah tersebut agar penanggulangan karhutla dapat dilakukan dengan lebih efektif.
Bambang Dedi Mulyadi, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, mengungkapkan bahwa sebagian besar kejadian karhutla terjadi di Kota Banjarbaru dan sekitarnya. Meskipun luas karhutla hingga akhir Juli 2025 mencapai sekitar 59 hektare, namun masih dapat ditangani oleh berbagai satgas karhutla gabungan. Gubernur Kalsel telah merumuskan beberapa keputusan strategis, termasuk pengadaan satu desa satu alat pemadam karhutla untuk meningkatkan upaya penanggulangan dan mitigasi karhutla di wilayah tersebut. Ide dan inovasi dalam pencegahan karhutla dianggap sangat penting guna mencegah meluasnya dampak karhutla di Kalimantan Selatan.