Unjuk rasa yang terjadi di Jakarta Selatan menimbulkan kekacauan, dimana massa membakar Halte Transjakarta Polda Metro Jaya sekitar pukul 21.00 WIB. Api yang membara menyelimuti Polda Metro Jaya, sementara asap hitam melayang tinggi di udara. Meskipun ada upaya dari anggota Kepolisian untuk menghentikan massa, namun situasi semakin memanas dengan lemparan petasan dan penggunaan water cannon serta gas air mata.
Aksi protes ini dipicu oleh kekecewaan berbagai kelompok mahasiswa seperti BEM SI dan BEM UI terhadap insiden yang menewaskan seorang pengemudi ojek daring akibat kericuhan dengan petugas kepolisian. Demonstrasi ini mengharapkan keadilan dan merupakan bentuk protes atas tindakan kekerasan yang terjadi.
Masih ada ketegangan antara massa dan aparat kepolisian, terutama setelah Kadiv Propam Polri mengungkapkan keterlibatan tujuh aparat Brimob dalam insiden tersebut. Insiden kemudian melibatkan ratusan anggota masyarakat dan pengemudi ojek daring dalam demonstrasi di Mako Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat.
Sementara itu, PT MRT Jakarta juga melakukan penutupan di beberapa stasiun untuk keamanan, seperti Stasiun Istora Mandiri dan Senayan Mastercard. Dengan kejadian ini, Jakarta kembali diwarnai oleh tragedi dan protes yang mendebarkan, menunjukkan ketidakpuasan sejumlah elemen masyarakat terhadap kejadian yang terjadi.
