Sejumlah perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal Indonesia berhasil mencapai kesepakatan kerja sama baru dengan banyak perusahaan China dalam Forum Bisnis Indonesia-China (ICBF) yang berlangsung di Beijing awal pekan ini.
Kerja sama tersebut mencakup berbagai bidang, mulai dari energi terbarukan hingga perikanan.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyepakati kerja sama dengan dua perusahaan China, State Grid Corporation of China (SGCC) dan Trina Solar China, untuk pengembangan energi bersih di Indonesia.
Perusahaan itu juga bekerja sama dengan tujuh perusahaan China lainnya, yakni The Export-Import Bank of China, Sinosure, Bank of China, Industrial and Commercial Bank of China, State Development & Investment, Huawei Tech Investment, dan China Energy International Group. Total nilai kerja sama tersebut, termasuk pendanaan, mencapai lebih dari 54 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.731).
Selain PLN, dua perusahaan negara lainnya, PT Krakatau Steel dan PT Perikanan Indonesia, juga menyepakati kerja sama baru dengan sejumlah perusahaan China.
PT Perikanan Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan tiga perusahaan China, yaitu Zhejiang Ocean Fisheries dan China Sam Enterprise Group Limited terkait rencana kerja sama operasional penangkapan ikan terukur, serta Shanghai Seafirst terkait pengembangan bisnis produk perikanan terpadu.
PT Krakatau Steel bersama Baowu Group Zhongnan menandatangani kesepakatan kerja sama terkait pengembangan produk baja panjang, mulai dari hulu berupa produksi baja billet hingga hilir dalam bentuk pabrik batang kawat (wire rod mill) pada tahap pertama. Kapasitas produksinya diperkirakan mencapai 2 juta ton baja per tahun pada tahap awal, dengan estimasi nilai investasi 1,2 miliar dolar AS.
Selain BUMN, perusahaan-perusahaan swasta juga mencapai kerja sama baru. Salah satu perusahaan itu adalah Sinarmas, yang ikut terlibat dalam kerja sama pengembangan energi bersih dengan Trina Solar yang juga bermitra dengan PT PLN.
Dalam pidatonya saat membuka forum bisnis tersebut, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengajak investor China untuk meningkatkan investasi di Indonesia. Presiden yang akrab disapa Jokowi itu menawarkan kondisi ekonomi, sosial, dan politik domestik yang stabil serta keberadaan berbagai insentif yang telah disediakan. Jokowi optimistis bahwa dengan menunjukkan konsistensi, China bisa menggeser Singapura sebagai penyumbang terbesar investasi asing ke Indonesia dalam satu atau dua tahun mendatang.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2023