Kematian orang utan yang dilindungi pertama kali diketahui oleh petugas patroli di lokasi tersebut pada Kamis (22/2). Menurut Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Blangkejeren, Gayo Lues, Ali Sadikin, orang utan tersebut ditemukan dalam kondisi mati di dalam kawasan TNGL pada zona rehabilitasi.
Ali menyatakan bahwa kemungkinan kematian orang utan tersebut terjadi saat satwa tersebut sedang beristirahat di pohon dan pohon tersebut roboh akibat banjir, yang menyebabkan orang utan tersebut tidak berhasil menyelamatkan diri karena tidak pandai berenang. Saat ditemukan, orang utan tersebut dalam kondisi perut menggembung akibat banyaknya air yang masuk ke dalam tubuhnya, namun tidak ada bekas luka atau tanda kekerasan pada tubuhnya.
Orang utan tersebut kemudian dikuburkan di kebun cokelat masyarakat sesuai dengan kesepakatan dengan pemilik kebun karena bau bangkai orangutan tersebut mengganggu masyarakat sekitar. Ali juga menyatakan bahwa pihaknya akan mengintensifkan kegiatan patroli untuk mencegah kejadian serupa pada orang utan, serta akan melakukan penghalauan orang utan apabila mereka bersarang di dekat alur sungai.
Sumber: Link sumber
