Berbicara dalam sebuah konferensi pers daring khusus mengenai merebaknya wabah mpox di beberapa negara di Afrika, Direktur Jenderal CDC Afrika Jean Kaseya pada Kamis (3/10) malam waktu setempat mengatakan bahwa benua tersebut melaporkan 2.490 kasus baru dalam sepekan terakhir ini saja, termasuk 365 kasus terkonfirmasi dan 26 kematian, menjadikan total kasus yang dilaporkan pada tahun ini mencapai 34.297.
Data dari CDC Afrika menunjukkan bahwa Republik Demokratik (RD) Kongo dan Burundi menyumbang 94,5 persen dari total kasus terkonfirmasi dalam sepekan terakhir.
Kaseya mengatakan jumlah negara Afrika yang dilanda wabah mpox yang merebak saat ini telah mencapai 16 negara, dengan Ghana menjadi negara terbaru yang melaporkan kasus mpox dalam sepekan terakhir. Lebih lanjut menurut Kaseya, kasus mpox telah dilaporkan di kelima wilayah di benua Afrika.
Meskipun mencatat adanya peningkatan dalam pengawasan mpox, kepala CDC Afrika itu menekankan bahwa ketepatan waktu dan kelengkapan laporan perlu ditingkatkan di seluruh negara yang terdampak.
Terlepas dari fakta bahwa jumlah konfirmasi laboratorium telah meningkat pesat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, pengujian masih belum optimal, tambah Kaseya.
Pada pertengahan Agustus, CDC Afrika menyatakan wabah mpox yang sedang terjadi di Afrika sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Mengancam Keamanan Benua (Public Health Emergency of Continental Security/PHECS).
Tak lama setelah itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan mpox sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC), mengaktifkan peringatan global level tertinggi untuk mpox, kedua kalinya dalam kurun waktu dua tahun.
Mpox, yang juga dikenal sebagai cacar monyet (monkeypox), merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus cacar monyet yang menyebar melalui kontak dekat, dengan gejala berupa demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, nyeri otot, ruam kulit, dan nyeri punggung.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024