Filsafat Kontroversial: Alat atau Tujuan?

Filsafat sering kali dianggap rumit, aneh, tumpul, bahkan menyesatkan oleh sebagian orang yang mungkin kurang memahami tentang filsafat. Namun, beberapa tokoh di Indonesia mulai muncul dan berbicara tentang filsafat untuk memperjelas kesalahpahaman ini. Meskipun demikian, anggapan negatif tentang filsafat masih sangat kuat di masyarakat, bahkan ada yang menganggapnya sebagai hal yang haram.

Filsafat sebenarnya adalah salah satu disiplin ilmu yang diajarkan hampir di semua jurusan di perguruan tinggi. Mulai dari filsafat umum, filsafat praktis, filsafat politik, filsafat agama, hingga ilmu-ilmu turunan dari filsafat seperti ilmu logika atau retorika. Tujuan dari pembelajaran filsafat di setiap jurusan adalah untuk menciptakan mahasiswa yang kritis, sistematis, universal, dan radikal dalam berpikir.

Pemikiran filsafat seringkali mengejutkan dan kontroversial, seperti pernyataan Nietzsche tentang “Tuhan telah mati” atau pendapat Karl Marx bahwa “Agama adalah candu”. Namun, yang sering terlupakan oleh masyarakat adalah pentingnya penggunaan akal budi manusia dalam filsafat. Pemahaman yang keliru tentang filsafat bisa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain sikap kritis, radikal, dan sistematis para filosof, konteks kehidupan, dan keragaman perspektif.

Setiap manusia memiliki sudut pandang dan penilaian yang berbeda terhadap suatu masalah. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa filsafat bukan hanya tentang hasil akhir pemikiran filosof, tetapi lebih pada penggunaan akal budi manusia sebagai alat untuk berpikir dan membuat keputusan. Dengan pemahaman yang benar, stigma negatif terhadap filsafat seharusnya dihapuskan.

spot_img

Hot Topics

Related Articles