Penemuan Komdis PSSI yang Menjanjikan: Wawasan Baru

Pada hari Selasa, 21 Mei 2024, Budsetiawan, pendiri Football Institute, mengkritik Komite Disiplin (Komdis) PSSI karena terlihat bingung dan tidak memiliki arah yang jelas. Mereka hanya terlihat sibuk mencari pembenaran mengapa tidak mengadakan sidang atau mengeluarkan keputusan terkait hukuman dalam dunia sepakbola.

Kasus PSS Sleman vs Madura FC melibatkan beberapa terdakwa yang telah keluar dari tahanan, namun hukuman sepakbola belum diberlakukan. Ironisnya, meskipun para pelaku match fixing sudah bebas, Komdis PSSI belum mengambil tindakan apapun.

Pada kasus sebelumnya pada tahun 2019, ketika Mbah Putih alias Dwi Irianto dan Johar Lin Eng dijatuhi hukuman seumur hidup oleh satgas anti mafia bola, Komdis PSSI langsung mengambil tindakan keras tanpa menunda-nunda. Namun, dalam kasus terkini antara PSS Sleman dan Madura FC, Komdis terlihat lamban dalam mengambil keputusan.

Komdis PSSI tidak hanya terlambat dalam menyelesaikan kasus ini, tetapi juga terlihat kehilangan arah. Meskipun ketua Komdis saat tahun 2019 adalah Asep Edwin, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Komdis PSSI periode 2023-2027.

Ketika berkaitan dengan kasus korupsi wasit, Komdis PSSI membutuhkan waktu lama untuk mengambil keputusan. Bagaimana dengan kasus hukuman seumur hidup dan degradasi? Publik sepakbola menunggu penegakan disiplin dari Komdis PSSI dan harapannya adalah agar mereka dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tegas, bukan hanya memberikan alasan dan pembenaran.

Terakhir, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mencatat bahwa kedatangan wasit internasional untuk memimpin pertandingan di Liga 1 dan 2 bertujuan untuk meningkatkan kualitas. Namun, isu penegakan disiplin dan kecepatan pengambilan keputusan oleh Komdis PSSI masih menjadi sorotan. Semua hal tersebut adalah tanggung jawab dari pihak terkait untuk memastikan integritas dan ketegasan hukuman dalam sepakbola Indonesia.

spot_img

Hot Topics

Related Articles