Ribuan warga Badui kembali merayakan upacara Seba di Kota Serang bersama Gubernur Banten Andra Soni setelah sebelumnya melaksanakan ritual tersebut dengan Bupati Lebak Mochamad Hasbi Asyidiki. Perayaan Seba dihadiri oleh 1.769 warga Badui Dalam dan Badui Luar, yang memakai busana tradisional berwarna putih dan hitam lengkap dengan ikat kepala berwarna putih (lomar) dan biru (lomar). Badui Luar menggunakan kendaraan dari Rangkasbiting menuju Kota Serang, sedangkan Badui Dalam memilih untuk berjalan kaki menempuh perjalanan sejauh 40 kilometer.
Dalam perayaan Seba kali ini, masyarakat Badui membawa hasil bumi seperti pisang, talas, gula aren, tepung laksa, sayuran ja’at, dan sayuran iris sebagai persembahan. Acara upacara Seba ditutup dengan pelaksanaan ritual bersama Gubernur Banten dan pejabat Muspida setempat pada pukul 20.00 WIB. Tokoh masyarakat Badui, Jaro Tanggungan 12 Saidi Putra, menjelaskan bahwa perayaan Seba merupakan wujud syukur atas hasil panen yang melimpah.
Perayaan Seba juga dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan tradisi nenek moyang yang telah diwariskan sejak zaman Kesultanan Banten. Masyarakat Badui yang berjumlah 15.650 jiwa tetap mengutamakan pelestarian lingkungan dan alam agar tetap lestari dan tidak menimbulkan kerusakan. Mereka yakin bahwa merusak lingkungan alam dapat berpotensi menimbulkan bencana alam yang merugikan.
Kawasan hutan di pemukiman Badui tetap terjaga kelestariannya dan menjadi daerah kawasan hulu yang hijau di Provinsi Banten. Mereka merasa bersyukur atas hasil pertanian yang melimpah serta keselamatan lingkungan alam, sehingga perayaan Seba diharapkan membawa keberkahan dan kemakmuran bagi masyarakat Badui.