Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami erupsi kembali dengan ketinggian sekitar 900 meter di atas puncaknya. Dalam laporan dari Petugas Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok, Fajaruddin M Balido, erupsi terjadi pada pukul 17.53 WITA. Gunung ini erupsi dengan abu berwarna kelabu hingga hitam, dengan tebal yang condong ke arah barat laut. Seismogram merekam erupsi dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sekitar 1 menit 21 detik.
Perbandingan dengan erupsi sebelumnya menunjukkan bahwa kolom abu dari erupsi ini semakin tinggi. Meskipun Gunung Ile Lewotolok masih berada pada status level II atau waspada menurut pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi (PVBMG), beberapa rekomendasi dikeluarkan untuk masyarakat sekitar. Masyarakat diminta untuk tidak memasuki wilayah radius dua km dari pusat aktivitas gunung.
Masyarakat di sekitar Desa Lamatokan dan Desa Jontona diimbau untuk waspada terhadap potensi bahaya guguran lava dari bagian timur puncak gunung. Sementara itu, warga Desa Jontona, Desa Todanara, dan Desa Amakaka diminta untuk tidak memasuki wilayah sektoral tertentu sesuai arah ancaman potensial guguran lava yang mungkin terjadi. Untuk menghindari gangguan kesehatan akibat abu vulkanik, disarankan bagi masyarakat yang berada di sekitar gunung untuk menggunakan masker pelindung mulut dan hidung, serta perlengkapan lainnya untuk melindungi mata dan kulit.