Indonesia, sebagai bangsa kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau, menghadapi risiko bencana yang semakin meningkat. Pada 8 September 2025, pemerintah Indonesia mengambil langkah penting di Kantor Asian Development Bank Institute (ADBI) di Tokyo untuk memperkuat ketahanan bencana melalui kerja sama global. Tim Indonesia, dipimpin oleh Penulis bersama Prof. Dr. Bambang Brodjonegoro, CEO ADBI, memimpin pertemuan strategis lintas kementerian/lembaga. Diskusi ini membuka peluang kolaborasi Indonesia dengan ADBI untuk membangun sistem pengurangan risiko bencana yang lebih terintegrasi, modern, dan berbasis pengetahuan global.
Pertemuan ini melibatkan berbagai institusi penting, termasuk BNPB, BPBD di Jawa Timur dan Jawa Barat, serta perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri. Dalam forum ini, Indonesia ingin memperkuat kerja sama internasional dan meningkatkan perspektif tentang manajemen risiko bencana melalui pertukaran pengalaman dengan para ahli global. Sebagai negara kepulauan yang rentan terhadap bencana, Indonesia memiliki kesamaan karakteristik geografis dan tantangan dengan Jepang, termasuk risiko gempa bumi, tsunami, banjir, longsor, kekeringan, dan fenomena hidrometeorologi ekstrem.
Untuk menghadapi tantangan ini, budaya tangguh bencana menjadi kunci bagi masyarakat Indonesia. Membangun kesadaran kolektif dan perilaku adaptif di setiap individu dan komunitas menjadi prioritas. Kemenko PMK telah menegaskan pentingnya budaya tangguh bencana melalui program “Kita Tangguh”, kolaborasi lintas sektor untuk membentuk masyarakat yang siap, teredukasi, dan responsif terhadap risiko bencana. Program ini melibatkan pemerintah, lembaga pendidikan, dunia usaha, dan organisasi masyarakat sipil. Dengan upaya ini, Indonesia memperkuat kesiapsiagaan dan ketahanan bencana secara menyeluruh.