Sektor kelautan dan perikanan menjadi kunci bagi pencapaian target swasembada pangan pada tahun 2027, menurut Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan. Penggunaan standar produksi yang baku terbukti meningkatkan kualitas produksi perikanan di hulu. Indonesia bahkan sudah tidak perlu lagi mengimpor garam konsumsi mulai tahun depan, dengan stok produksi garam mencapai 800 ribu ton yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sekitar 500 ribu ton.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan komitmen pemerintah dalam mengoptimalkan potensi pangan biru melalui lima program ekonomi biru, dengan fokus pada peningkatan kualitas produksi dan budi daya berkelanjutan. Program revitalisasi tambak Pantura Jawa, seperti Budidaya Ikan Nila Salin (BINS) di Karawang, Jawa Barat, juga mendapat apresiasi karena adopsi teknologi budi daya modern diharapkan akan menghasilkan perikanan berkualitas.
Indonesia terus bergerak menuju swasembada pangan dengan menunjukkan kualitas produksi yang meningkat dan penerapan standar produksi yang baku untuk kegiatan budi daya. Forum Bisnis Kelautan dan Perikanan Indonesia (IMFBF) juga menjadi wadah yang penting bagi pemerintah dalam memperkuat sinergi dengan pemangku kepentingan di sektor perikanan. Langkah-langkah ini didasari oleh tujuan mendukung program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), yang merupakan visi Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Dengan demikian, langkah-langkah untuk optimalisasi pangan biru dan peningkatan kualitas produksi perikanan menjadi fokus utama pemerintah dalam industri perikanan global. Selain itu, pihak berwenang juga menyoroti pentingnya kolaborasi efektif dan saling menguntungkan antar negara-negara yang berhubungan dengan sektor perikanan global, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pemenuhan kebutuhan pangan yang lebih baik.