Menguatkan Mitigasi Bencana Lereng Marapi: Penemuan dan Wawasan

Gunung Marapi, yang terletak di Sumatera Barat, saat ini berada pada status level II (waspada), dengan rekomendasi kepada masyarakat agar tidak memasuki atau melakukan kegiatan di dalam radius 3 kilometer dari pusat aktivitasnya, yakni kawah Verbeek. Warga di sekitar lereng Gunung Marapi terus memperkuat upaya mitigasi untuk menghindari dampak bencana erupsi, karena mereka masih trauma dengan musibah yang sebelumnya telah menimbulkan korban jiwa. Para tokoh masyarakat setempat, seperti Rizal Hendra, melakukan langkah proaktif dengan menyebarkan informasi terkini terkait kondisi Gunung Marapi melalui berbagai media. Tindakan ini menjadi krusial dalam mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi potensi bahaya erupsi.

Selain itu, upaya mitigasi lainnya dilakukan melalui berbagai sosialisasi dari pemerintah, TNI-Polri, BPBD, dan PMI. Meskipun masih diperlukan peningkatan dalam sosialisasi dan mitigasi risiko bencana, para masyarakat setempat sudah memberikan kontribusi aktif dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi potensi erupsi Gunung Marapi. Upaya pengerukan dan pelebaran sungai sebagai antisipasi terhadap bencana lahar dingin juga telah dilakukan oleh masyarakat di sekitar lereng Gunung Marapi.

Menurut pengamat Gunung Api, pada pukul 07:10 WIB terjadi erupsi di Gunung Marapi dengan kolom abu setinggi sekitar 700 meter di atas puncak. Masyarakat di sekitar Marapi diimbau untuk tetap waspada dan tidak memasuki area dalam radius 3 kilometer dari pusat aktivitas gunung. Data terakhir menunjukkan bahwa sejak Februari 2025, Gunung Marapi telah mengalami lima kali letusan dengan total letusan mencapai 401 kali sejak erupsi utama pada Desember 2023. PVMBG juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi bahaya lahar atau banjir lahar, terutama di musim hujan. Semua langkah ini diambil untuk memastikan keselamatan dan kesiapan masyarakat menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi.

spot_img

Hot Topics

Related Articles