Pemerintah kembali menegaskan komitmennya untuk mencapai swasembada beras di Indonesia. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, optimis bahwa dalam waktu tiga bulan ke depan, Indonesia dapat mengumumkan pencapaian tersebut. Dengan cadangan beras nasional mencapai angka tertinggi dalam 57 tahun terakhir, yaitu sekitar 4 juta ton, Indonesia tidak lagi perlu melakukan impor beras. Hal ini menjadi kabar baik di tengah situasi global yang mengalami krisis pangan.
Meskipun produksi beras mengalami sedikit penurunan pada tahun sebelumnya, namun dengan stok yang cukup besar, posisi Indonesia tetap kuat. Kementerian Pertanian memperkirakan kebutuhan beras nasional tahun 2025 sekitar 30,97 juta ton dengan kapasitas produksi 32,29 juta ton. Jika prediksi ini terwujud, Indonesia bisa memiliki surplus produksi hingga 1 juta ton.
Pemerintah telah mengambil langkah nyata untuk mencapai swasembada beras, seperti melalui program pompanisasi yang menargetkan pembukaan satu juta hektare sawah baru. Pemerintah juga fokus pada optimalisasi lahan rawa dan peluncuran berbagai terobosan cerdas untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Harga pembelian pemerintah gabah kering panen yang ditetapkan juga menjadi instrumen penting untuk memastikan keuntungan petani.
Swasembada beras bukan hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga berkaitan dengan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani. Dengan konsistensi, kolaborasi lintas sektor, dan penerapan teknologi pertanian yang cerdas, Indonesia berpotensi untuk mencapai swasembada beras yang berkelanjutan. Semua elemen, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, perlu bersatu demi mencapai cita-cita ini. Dengan kerja keras dan kolaborasi, Indonesia dapat memasuki era baru kedaulatan pangan yang kokoh.
